KKN Tematik Jurusan Gizi UNDIP sebagai bentuk PBL dan SCL

Kuliah Kerja Nyata biasa disebut KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang berbasis keilmuan. Integrasi dari proses pendidikan yang diperoleh di dalam perkuliahan dan penelitian yang kemudian di formulasi menjadi kegiatan nyata di lapangan berguna menyelesaikan masalah di masyarakat. Apabila dilihat dari sudut pandang metode pembelajaran, KKN ini mirip dengan metode yang disebut Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) ini pertama kali dikembangkan oleh McMaster University School of Medicine Amerika Serikat (Hmelo-Silver dkk, 2004). PBL ini dapat dikatakan merupakan bentuk dari SCL (Student Centre Learning), pembelajaran berpusat pada siswa (Howard, 1996).

Seiring dengan perjalanan waktu, KKN di Indonesia menjadi salah satu hal yang diwajibkan bagi Perguruan Tinggi. Masalah di masyarakat yang dihadapi oleh mahasiswa KKN sangat beragam. Hal tersebut menjadi salah satu acuan bahwa KKN harus multidisiplin ilmu (3). Akan tetapi perlu disadari bahwa ketika berbicara multidisiplin keilmuan, maka akan berhadapan dengan kompetensi utama seorang mahasiswa. Sebagai contoh kompetensi mahasiswa gizi tentu berbeda dengan kompetensi mahasiswa ilmu budaya. Hingga kemudian muncullah ide untuk melakukan KKN Tematik. KKN Tematik merupakan KKN dengan tema problem solving tertentu bagi masalah tertentu di masyarakat yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa dengan kompetensi yang dapat saling melengkapi. Salah satu contoh Topik KKN Tematik adalah KKN Tematik Pengembangan Produk Makanan Lokal untuk Menciptakan Makanan Kaya Protein bagi Balita Gizi Kurang. 

Apabila dilihat dari Judul KKN Tematik diatas, maka susunan mahasiswa yang mungkin dapat menjadi bagian diantaranya, mahasiswa pendidikan dokter, mahasiswa gizi, mahasiswa teknologi pangan, dan mahasiswa ilmu komunikasi. Setiap kelompok akan dapat berperan sesuai kompetensinya, sebagai contoh mahasiswa gizi dengan kemampuan menilai status gizi dan membuat produk makanan lokal, mahasiswa teknologi pangan dengan kemampuan teknologi bagaimana membuat makanan lokal kaya protein, mahasiswa ilmu komunikasi dengan kemampuan mengkampanyekan program ini tanpa bermaksud menggurui. Dengan demikian, dalam mengkaji data-data dasar yang dapat mengantarkan kepada permasalahan sesungguhnya akan cukup mendalam dan setiap kelompok mahasiswa memiliki kemampuan analisa terhadap data tersebut. Dampak positifnya adalah dihasilkan kegiatan yang tepat guna dan tepat sasaran, bukan kegiatan yang sifatnya asal dan ala kadarnya.

Jurusan Ilmu Gizi melalui mahasiswa Program Sarjana Ilmu Gizi telah melakukan kegiatan PBL ini sejak 2003. Namun memasuki 2012 sejak KKN menjadi wajib bagi seluruh Program Studi Sarjana, maka PBL Gizi turut melebur dalam kegiatan KKN Tematik, khususnya PBL Gizi di masyarakat. Kegiatan KKN oleh mahasiswa gizi ini terdokumentasi saat mereka melakukan presentasi pra kegiatan (periode pasca pengambilan data dasar, analisa data dan formulasi kegiatan berbasis data dan masalah). KKN ini merupakan periode KKN semester ganjil 2014/2015. Presentasi dilaksanakan di GOR Olah Raga Kabupaten Jepara. Penilaian rencana program dilakukan oleh seluruh dosen Program Studi Ilmu Gizi. Pemaparan oleh mahasiswa cukup baik dan konstruktif dalam poster ilmiah yang ditempel sebagai pengganti presentasi oral dengan media LCD.

Mahasiswa sedang mempresentasikan makalah poster

Secara ringkas apa yang dilakukan mahasiswa gizi yang sedang KKN Tematik meliputi:
1. Survey awal
Yang dimaksud survey awal adalah kegiatan observasi lapangan oleh mahasiswa sebelum KKN dimulai. Waktunya dapat dilakukan H-7 KKN Tematik berlangsung. Survey ini masih bersifat umum. Mahasiswa dapat berkunjung ke lokasi yang akan dijadikan tempat KKN Tematik, bertemu Tokoh Masyarakat, Bidan desa, atau petugas puskesmas untuk berdialog masalah seputar gizi di wilayah tersebut.

2. Pengambilan Data
Pengambilan data ini dilakukan saat KKN Tematik dimulai, dengan fokus pada masalah gizi tertentu (misal masalah status gizi ibu hamil dan balita). Mahasiswa mendatangi rumah penduduk yang tercatat memiliki potensi masalah gizi oleh puskesmas atau bidan desa serta masalah gizi tersebut belum teratasi. Data ini bersifat data primer, meliputi pengukuran status gizi, assessment asupan diet, assessment riwayat gizi, dsb. Data sekunder mungkin ditambahkan jika diperlukan seperti data riwayat kesehatan oleh puskesmas.

3. Analisis Data
Merupakan proses analisis secara statistik deskriptif berdasarkan data yang terkumpul dari proses pengambilan data.

4. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Setelah dilakukan analisis data, maka akan tampak kesenjangan yang muncul antara data dan fakta. Gap yang muncul itulah masalah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa KKN. Satu demi satu gap tersebut diidentifikasi berdasarkan urgensinya (keterdesakannya untuk diatasi). Sehingga dalam waktu yang terbatas mahasiswa KKN dapat menyusun program kegiatan yang dapat diaplikasikan dalam mengatasi masalah yang ada, bukan malah mengada-adakan program yang tidak ada urgensinya.
Topik dalam KKN Tematik (sumber: dokumentasi pribadi)
5. Penetapan fokus Program
Setelah mengidentifikasi masalah dan menyusun berbagai kegiatan yang mungkin dilakukan, maka penetapan fokus program harus dilakukan. Tujuannya adalah agar kegiatan tetap fokus hingga akhir KKN.
Pembinaan Gizi Ibu Hamil dan Ibu Nifas sebagai Fokus Program (sumber: dokumentasi pribadi)
6. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring ini dilakukan setiap hari selama KKN berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan sekaligus mengevaluasi secara nyata keberlangsungan program akan tampak didalam monitoring. Seorang mahasiswa akan secara jelas menunjukkan kompetensinya dari monitoring dan evaluasi ini. Evaluasi merupakan bagian penting monitoring sebagai sarana memperbaiki implementasi program yang tidak sesuai. Melalui monitoring dan evaluasi ini, diharapkan program yang sudah difokuskan berjalan dengan baik hingga akhir KKN.

Kegiatan Diskusi Program bersama dosen KKN Tematik Gizi UNDIP (sumber: dokumentasi pribadi)

Sumber:

1. Hmelo-Silver, Cindy E. (2004). "Problem-Based Learning: What and How Do Students Learn?".Educational Psychology Review 16 (3): 235.
doi:10.1023/B:EDPR.0000034022.16470.f3.

2. Barrows, Howard S. (1996). "Problem-based learning in medicine and beyond: A brief overview". New Directions for Teaching and Learning 1996 (68): 3. 
doi:10.1002/tl.37219966804.

3. KKN UNDIP. LPPM UNDIP
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antioksidan untuk Prediabetes

Perkembangan Gizi di Indonesia

Makanan Pendamping ASI 6 - 24 Bulan