Makanan Pendamping ASI 6 - 24 Bulan

Oleh:
Adriyan Pramono, SGz, MSi
Program Studi Ilmu Gizi FK UNDIP/ Center of Nutrition Research (CENURE) UNDIP

Setelah berumur 6 bulan, bayi yang diberi ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya hanya dari ASI  (WHO, 2009). Hal tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan zat gizi si anak seiring pertumbuhan dan perkembangan agar optimal. Kebanyakan bayi telah siap untuk menerima makanan lain pada usia 6 bulan dan usia ini merupakan usia yang tepat untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI. MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi lengkap, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Ingat! Makanan Pendamping ASI bukan Makanan Pengganti ASI, sehingga ASI dan MP-ASI berjalan bersama beriringan.
Kendala yang sering dihadapi adalah ketika Makanan pendamping ASI (MP-ASI) sering tidak cukup kualitas zat gizinya ataupun diberikan terlalu dini dan terlalu terlambat dengan jumlah sedikit serta MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP-ASI jenis lumat, lembik sampai anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. 
Contoh MP-ASI Perdana 6-8 Bulan
Makanan Jenis Lumat dapat dibuat dengan mengkombinasikan bahan dengan ASI. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memblender bahan makanan MP-ASI kemudian disaring dicampur juga dengan ASI. 
MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal.
Contoh MP-ASI Perdana 6-8 Bulan

Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 Kalori dan 16 gram protein. Kandungan gizi Air Susu Ibu (ASI) adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 Kalori dan 6 gram protein. Kebutuhan gizi bayi usia 12 – 24 bulan adalah sekitar 850 Kalori dan 20 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 Kalori dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram protein (Depkes, 2006).

Bertahap memasuki 9 Bulan ditingkatkan variasinya dan konsistensinya
Selama periode pengenalan makanan, anak-anak rentan untuk mengalami kurang gizi. Makanan pendamping ASI seringkali kurang kualitas gizinya atau diberikan terlalu dini bahkan terlambat diberikan. Jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan dan frekuensinya juga kurang (WHO, 2009). Kenyataan dilapangan, penyebab kurang berkualitasnya MP-ASI disebabkan juga ketidaktahuan Ibu atau Pengasuh tentang bagaimana membuat MP-ASI yang kualitas gizi nya optimal. 

Ketidaktahuan itu kemudian diperparah ketidakmau-tahuan dari Ibu atau pengasuh, sehingga seolah-olah asal sudah diberikan MP-ASI itu sudah cukup. Cara pintas yang sering dilakukan adalah membeli produk-produk pabrikan yang kemudian diolah apa adanya tanpa diperhatikan variasi, konsistensi, tambahan bahan makanan lain yang gizinya lebih bervariasi. Tidak berarti membeli MPASI produk pabrikan salah, tetapi seyogyanya dikombinasi dengan pengolahan yang bervariasi. penyajian makanan yang variatif, frekuensi makan dan higiene perorangan dapat mempengaruhi asupan makanan pada balita dan berdampak pada kenaikan berat badan. Studi yang dilakukan oleh Studdert et al (2001) di Indonesia menunjukkan kesehatan anak selama mendapat MP-ASI, frekuensi pemberian serta cara pemberian makan berperan dalam keberhasilan pemberian MP-ASI. Perlu pembaca ketahui, memberikan MPASI merupakan proses awal terjadinya paparan anak terhadap Makanan yang akan menentukan Preferensi (Pilihan) Makanan dan Perilaku Makan Anak pada masa yang akan datang. Peran Ibu atau Pengasuh dalam hal ini harus saya sampaikan PENTING!. 

Tabel Periodik Pemberian MPASI (Bentuk, Frekuensi, dan Variasi)
Rujukan

Benson T and Shekar M. 2006, Trends and Issues in Child Undernutrition in Disease and Mortality in Sub-Saharan Africa. 2nd edition,Jamison DT, Feachem RG, Makgoba MW, et al., editors.Washington (DC): World Bank.

Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal Tahun 2006 . Direktorat Jenderal  Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Hotz C and Gibson RS. 2005. Participatory nutrition education and adoption of new feeding practices are associated with improved adequacy of complementary diets among rural Malawian children: a pilot study. European Journal of Clinical Nutrition. 59 pp. 226-237.

Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesmas. 2010. Pelatihan konseling makanan pendamping air susu ibu panduan peserta. Jakarta.

Studdert LJ, Frongillo EA, Valois P. 2001. Household food insecurity was prevalent in Java during Indonesia’s economic crisis. Journal of Nutrition, 131, pp 2685-2691.


World Health Organization.  2009. Infant and young child feeding: model chapter for textbooks formedical students and allied health professionals. Geneva.











Komentar

  1. Artikel Yang Bagus Gan Mohon izin Comment nya ^_^
    Kunjungi Situs Taruhan Bola | Togel | Poker | Domino | Tangkas|Casino
    Situs resmi Betting Online Terpercaya di Asia Liga Bintang
    WEBSITE : LIGABINTANGBET.COM

    KLIK Bandar Betting Online

    KLIK Berita Kami

    KLIK DAFTAR BOLA

    KLIK TENTANG KAMI

    Mainkan Sekarang Juga, DI Situs Judi Online Terpercaya Indonesia.!!
    Cukup dengan 1 User ID sudah bisa bermain Banya games loh!! :)

    - Minimal Deposit Rp 50.000
    - Minimal Withdraw Rp50.000

    WA : +62 822 2945 7557

    Pendaftaran GRATIS !
    Menerima Deposit dan wd Bank Besar Lokal Indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antioksidan untuk Prediabetes

Perkembangan Gizi di Indonesia